| 
                  Sejarah Kabupaten Aceh Barat
                  
                  
                     Wilayah
                  bagian barat Kerajaan Aceh Darussalam mulai dibuka dan
                  dibangun pada abad ke XVI Masehi atas prakarsa Sultan
                  Saidil Mukamil (Sultan Aceh yang hidup antara tahun 1588
                  - 1604 M), kemudian dilanjutkan oleh Sultan
                  Iskandar Muda (Sultan Aceh yang hidup tahun (1607-1636
                  M) dengan mendatangkan orang-orang Aceh
                  Rayeuk dan Pidie.
                  
                    
                  Daerah
                  ramai pertama adalah
                  di teluk Meulaboh (Pasi Karam) yang diperintah oleh seorang
                  raja yang bergelar Teuku Keujruen Meulaboh, dan Negeri Daya
                  (Kecamatan Jaya) yang pada akhir abad ke XV M telah berdiri
                  sebuah kerajaan dengan rajanya adalah Sultan Salatin Alaidin
                  Riayat Syah dengan gelar Poteu Meureuhom Daya.
                  
                  
                      Dari
                  perkembangan
                  selanjutnya, wilayah Aceh Barat diakhir abad XVII telah
                  berkembang menjadi beberapa kerajaan kecil yang dipimpin oleh
                  Uleebalang, yaitu : Kluang; Lamno; Kuala Lambeusoe; Kuala
                  Daya; Kuala Unga; Babah Awe; Krueng No; Cara' Mon; Lhok Kruet;
                  Babah Nipah; Lageun; Lhok Geulumpang; Rameue; Lhok Rigaih;
                  Krueng Sabee; Teunom; Panga; Woyla; Bubon; Lhok Bubon;
                  Meulaboh; Seunagan; Tripa; Seuneu'am; Tungkop; Beutong;
                  Pameue; Teupah (Tapah); Simeulue; Salang; Leukon; Sigulai.
                  
                  
                      Dimasa penjajahan
                  Belanda, melalui suatu perjanjian (Korte Verklaring), diakui
                  bahwa masing-masing Uleebalang dapat menjalankan pemerintahan
                  sendiri (Zelfsbestuur) atau swaparaja (landschap). Oleh
                  Belanda Kerajaan Aceh dibentuk menjadi Gouvernement Atjeh en
                  Onderhorigheden (Gubernemen Aceh dan Daerah Taklukannya) dan
                  selanjutnya dengan dibentuknya Gouvernement Sumatera, Aceh
                  dijadikan Keresidenan yang dibagi atas beberapa wilayah yang
                  disebut afdeeling (propinsi) dan afdeeling dibagi lagi atas
                  beberapa onderafdeeling (kabupaten) dan onderafdeeling dibagi
                  menjadi beberapa landschap (kecamatan).
                  
                  
                     
                  
                  Seluruh wilayah Keresidenan
                  Aceh dibagi menjadi 4 (empat) afdeeling yang salah satunya
                  adalah Afdeeling Westkust van Atjeh atau Aceh Barat dengan
                  ibukotanya Meulaboh. Afdeeling Westkust van Atjeh (Aceh Barat)
                  merupakan suatu daerah administratif yang meliputi wilayah
                  sepanjang pantai barat Aceh, dari gunung Geurutee sampai
                  daerah Singkil dan kepulauan Simeulue serta dibagi menjadi 6
                  (enam) onderafdeeling, yaitu :
                  
                  
                   1.     Meulaboh
                  dengan ibukota Meulaboh dengan Landschappennya Kaway XVI,
                  Woyla, Bubon, Lhok Bubon, Seunagan, Seuneu'am, Beutong,
                  Tungkop dan Pameue;
                  
                   2.   Tjalang dengan ibukota Tjalang (dan sebelum
                  tahun 1910 ibukotanya adalah Lhok Kruet) dengan
                  Landschappennya Keluang, Kuala Daya, Lambeusoi, Kuala Unga,
                  Lhok Kruet, Patek, Lageun, Rigaih, Krueng Sabee dan Teunom;
                  
                   3.    Tapaktuan dengan
                  ibukota Tapak Tuan;
                  
                   4.   Simeulue dengan ibukota Sinabang dengan
                  Landschappennya Teupah, Simalur, Salang, Leukon dan Sigulai;
                  
                   5.    Zuid Atjeh dengan
                  ibukota Bakongan; 
                  
                   6.    Singkil dengan ibukota Singkil.
                  
                     
                  
                  Di zaman penjajahan Jepang (1942 -
                  1945) struktur wilayah administrasi ini tidak banyak berubah
                  kecuali penggantian nama dalam bahasa Jepang, seperti
                  Afdeeling mejadi Bunsyu yang dikepalai oleh Bunsyucho,
                  Onderafdeeling menjadi Gun yang dikepalai oleh Guncho dan
                  Landschap menjadi Son yang dikepalai oleh Soncho.
                  
                  
                      
                  Setelah
                  proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan
                  Undang-undang Nomor 7 (Drt) Tahun 1956 tentang pembentukan
                  Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi
                  Sumatera Utara, wilayah Aceh Barat dimekarkan mejadi 2 (dua)
                  Kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh
                  Selatan. Kabupaten Aceh Barat dengan Ibukota Meulaboh terdiri
                  dari tiga wilayah yaitu Meulaboh, Calang dan Simeulue, dengan
                  jumlah kecamatan sebanyak 19 (sembilan belas) Kecamatan yaitu
                  Kaway XVI; Johan Pahlwan; Seunagan; Kuala; Beutong; Darul
                  Makmur; Samatiga; Woyla; Sungai Mas; Teunom; Krueng Sabee;
                  Setia Bakti; Sampoi Niet; Jaya; Simeulue Timur; Simeulue
                  Tengah; Simeulue Barat; Teupah Selatan dan Salang. Sedangkan
                  Kabupaten Aceh Selatan, meliputi wilayah Tapak Tuan, Bakongan
                  dan Singkil dengan ibukotanya Tapak Tuan.
                  
                  
                  
                     
                  Pada
                  Tahun 1996 Kabupaten Aceh Barat dimekarkan lagi menjadi 2
                  (dua) Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Barat meliputi kecamatan
                  Kaway XVI; Johan Pahlwan; Seunagan; Kuala; Beutong; Darul
                  Makmur; Samatiga; Woyla; Sungai Mas; Teunom; Krueng Sabee;
                  Setia Bakti; Sampoi Niet; Jaya dengan ibukotanya Meulaboh dan
                  Kabupaten Adminstrtif Simeulue meliputi kecamatan Simeulue
                  Timur; Simeulue Tengah; Simeulue Barat; Teupah Selatan dan
                  Salang dengan ibukotanya Sinabang. 
                   Kemudian
                  pada tahun 2000 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5,
                  Kabupaten Aceh Barat dimekarkan dengan menambah 6 (enam)
                  kecamatan baru yaitu Kecamatan Panga; Arongan Lambalek; Bubon;
                  Pantee Ceureumen; Meureubo dan Seunagan Timur. Dengan
                  pemekaran ini Kabupaten Aceh Barat memiliki 20 (dua puluh)
                  Kecamatan, 7 (tujuh) Kelurahan dan 207 Desa.
                  
                  
                   Selanjutnya
                  pada tahun 2002 kabupaten Aceh Barat daratan yang luasnya
                  1.010.466 Ha, kini telah dimekarkan menjadi tiga Kabupaten
                  yaitu Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten
                  Aceh Barat dengan dikeluarkannya Undang-undang N0.4 Tahun 2002
                  
                  
                      
                   
                   |